Cucumis sativus ( Mentimun)
Nama umum
Indonesia:
Mentimun, ketimun, timun (Jawa), bonteng (Sunda)
Inggris:
cucumber
Melayu:
Temun
Thailand:
Teng-kwa lek
Pilipina:
Pipino
Klasifikasi
Morfologi
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas: Dilleniidae
Ordo:
Violales
Famili:
Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus:
Cucumis
Spesies:
Cucumis sativus L.
a.
Ciri
Morfologi Tanaman Mentimun
Mentimun
merupakan suatu jenis tanaman merambat yang buahnya terutama dimakan sebagai
lalap dan sayur. Tanaman ini termasuk dalam anggota suku labu-labuan. Ketimun
diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di India Utara. Di negeri itu,
ketimun telah ditanam selama 3000 tahun.
Mentimun
dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman rumah, atau di rumah kaca.
Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus. Pertumbuhannya
memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur yang gembur, dan mendapat
sinar matahari penuh dengan drainage
yang baik.
Mentimun
sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik pada dataran rendah sampai
1.300 meter di atas permukaan laut. Tanaman semusim ini merayap pada tonggak
atau tumbuhan lain.
Mentimun
mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur
ketimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila
menyentuh galah misalnya, sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur
itu telah melekat kuat pada galah itu. Kira-kira sehari setelah sentuhan
pertama sulur mulai bergelung, atau menggulung dari bagian ujung maupun pangkal
sulur. Gelung-gelung terbentuk mengelilingi suatu titik di tengah sulur yang
disebut titik gelung balik. Dalam 24 jam, sulur telah tergulung ketat.
Batang tanaman
ketimun berbulu kasar, basah, dan mempunyai panjang 0,5-2,5 meter. Daunnya
merupakan daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai panjang, dan bentuknya
bulat telur lebar. Daun ini bertajuk 3-7 dengan pangkal berbentuk jantung,
ujungnya runcing dan tepinya bergerigi. Panjangnya 7-18 cm, lebar 7-15 cm, dan
warnanya hijau.
Bunga tanaman
Cucumis sativus ada yang jantan berwarna putih kekuningan dan bunga betinanya
berbentuk seperti terompet yang ditutupi oleh bulu-bulu. Tanaman ketimun
mempunyai buah yang bulat panjang, tumbuh menggantung, warnanya hijau, berlilin
putih dan setelah tua, warnya kuning kotor. Buah ini panjangnya 10-30 cm dan
bagian pangkalnya berbintil.
Daging buah
ketimun mengandung banyak air yang berwarna putih atau kekuningan. Di dalam
buah terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih dan warnanya
putih kotor.
Daun dan tangkai
Cucumis sativus bisa dimakan sebagai lalap mentah atau dikukus. Buahnya bisa
dimakan mentah, direbus, dikukus, atau disayur. Bisa juga dibuat acar atau
dimakan bersama rujak.
b.
Ciri Fisiologi Tanaman Mentimun
Tanaman
ini termasuk dalam tanaman C3. Fiksasi karbon awal terjadi melalui rubisko,
enzim siklus calvin yang menambahkan CO2 pada ribolosa berfosfat.
Produk fiksasi karbon organik pertama ialah senyawa berkarbon-tiga,
3-fosfogliserat. Proses potorespirasi terjadi dalam cahaya (foto) dan
mengkonsumsi O2 (respirasi).
Buah
tanaman bernama latin Cucumis sativus L. ini mengandung saponin, enzim
proteolik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100 – 486.700 ppm asam
linoleat. Sebagai suku Cucubitaceae, yang biasanya mengandung kukurbitasin,
timun kemungkinan juga mengandung senyawa tersebut. Kukurbitasin merupakan
senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antitumor.
Saponin
adalah senyawa surfaktan, dan berbagai hasil penelitian disimpulkan, saponin
bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan antikarsinogenik. Mekanisme
antikoarsigenik sapoin meliputi efek antioksidan dan sitoksik langsung pada sel
kanker. Saponin dari kedelai merupakan sumber yang sudah diteliti dapat
menurunkan risiko kanker.
Glutation
merupakan antioksidan endogen dalam tubuh yang digunakan sebagai penangkal
oksidatif yang diantaranya akibat senyawa radikal bebas, atau karsinogen. Sifat
oksidatif dari glutation adalah glutation mampu melakukan peroksidasi terhadap
radikal bebas dalam tubuh. Tumbuhan yang mengandung sulfur seperti bawang
putih, mampu meningkatkan aktifitas glutation dan glutation transferase.
Asam
linoleat termasuk asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak nabati maupun
hewani. Bentuk asam lemak linoleat terkonjugasi (conjugated linoleic acid
= CLA) dikatakan bersifat antikanker. Dari sumber elektronik diketahui bahwa
biji ketimun mengandung CLA. CLA bersifat antioksidan, yang dapat melawan
kerusakan akibat radikal bebas.
DAFTAR
PUSTAKA
Permata, Intan. 2011. Morfologi dan Teknik Budidaya
Mentimun. http://meintan
permata.blogspot.com/2011/10/morfologi-dan-teknik-budidaya-mentimun.html
diakses tanggal 25 Maret 2013
Munamir, 2011. Hibridasasi Tanaman Mentimun. http://blog.ub.ac.id/munamir/
diakses tanggal 25 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar